Healing
Label: BEGINNING DOESN’T ALWAYS START ON BEGINNING , bersambung , cerbung , cerita , curhat , karangan
0
BEGINNING DOESN’T ALWAYS START ON BEGINNING
by: Number02
by: Number02
Aku dan Rina berusaha untuk bisa mencari apa obar penawar dari karma ini. Berbagai cara kami coba, dengan mantra atau dengan yang lain. Tetap saja kita belum bisa membuktikan kebenaran dari mantra tersebut kalau belum aku mencoba untuk pacaran.
Sebelum aku mencari pacar yang bisa aku gunakan sebagai kelinci percobaan penyembuh karma itu, aku berpikir bahwa bukankah ini sama saja dengan aku memberi harapan palsu lagi? Apa iya penghilang karma ini aku harus memberi harapan palsu lagi? Kalau benar begitu berarti ini sebuah siklus dong, yang mana ini akan menghantui aku sampai tua? Yang pasti cara itu tidak benar.
Rina mengatakan, kalau aku ingin membuktikan bahwa karma itu sudah terhapus aku harus menjalin hubungan minimal 3 bulan dengan orang lain. Entah dia dapat darimana kabar dan berita ini. Dia juga berpesan kalau emang sudah 3 bulan tidak terjadi apa-apa aku harus melanggengkan hubungan itu. Aku berarti tidak boleh sembarangan mencari kelinci percobaan ini. Siapapun yang menjadi kelinci ini harus benar-benar aku sayangi dan tidak boleh mengecewakannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan demi kegiatan sudah kualami. Selama ini belum ada orang yang bisa aku rasakan kedekatannya. Aku harus lebih rileks untuk hal ini, aku harus mencoba untuk tidak dikenalkan dengan teman seperti yang lalu-lalu. Aku tidak ingin sebuah hubungan instan yang berasal dari rekomendasi teman. Tidak ada penekanan yang berarti aku harus pacaran dalam waktu singkat, tapi aku juga penasaran dengan karma itu. Tapi dengan siapa aku harus melakukan hubunga hina ini? Pacaran dengan tujuan awal bukan menyayangi, tetapi hanya demi menghilangkan sebuah karma.
Pernah merasakan terombang ambing di sebuah laut? Dengan derasnya ombak di tengah badai kita tidak bisa memilih apa pilihan yang tepat saat itu. Mengikuti arus? Kita tidak akan bisa menentukan arah tujuan kita. Berusaha menghindar? Kita harus bisa untuk berenang dengan sekuat tenaga lewati gulungan ombak deras itu dengan hasil yang belum tentu sempurna.
Layaknya sebuah musafir di padang pasir, dengan sebotol air di genggamannya. Tersesat dan tak tau arah pulang. Apa hal terbaik yang harus dia lakukan? Berdiam diri hingga mati menghampiri? Atau berjalan mengikuti arah angin sampai ajal menanti? Atau apa?.. hal ini pula yang sedang datang menghantui perasaanku. Kenapa aku harus memilih ini, jika memang akan berakhir tidak menyenangkan pada akhirnya. Aku terbelenggu pada karma yang akan menentukan nasibku nantinya?
Dengan pikiran yang tak menentu ini, aku mencoba untuk bisa menenangkan sejenak di warung kopi langgananku. Biasanya aku datang ke tempat ini bersama Salsa atau Rina. Tapi sekarang aku memilih untuk datang kesini sendiri. Delight Coffee selalu bisa menyejukkan suasana orang yang datang ketempat ini. Tempat yang tidak begitu luas tapi banyak orang yang akan mampir bila menghirup aroma biji kopi ini dari luar. Suara barista yang sedang menyiapkan kopi untuk pelanggannya juga bisa membuat pikiran tenang. Riuh syahdu orang berdiskusi meramaikan susana tempat kopi ini. Aku suka kopi, dan aku suka tempat ini.
Jangan tanya Rina kalau dia bicara tentang kopi, dia bisa mengetahui apa rasa dari kopi ini hanya dengan mencobanya saja. Dia hapal setiap aroma dan rasa dari setiap kopi yang ada. Kalau Salsa, dia hanya penikmat kopi pada umumnya. Lidahnya belum bisa seperi Rina yang sudah sangat ahli dalam urusan kopi ini.
***
Siang itu hujan mengguyur dengan deras kota ramai ini. Delight Coffee pun menjadi ramai secara tiba-tiba karena banyaknya orang yang berteduh sekalian menghangatkan diri mereka. Aku datang ke tempat itu sebelum hujan deras ini mengguyur, sehingga aku bisa leluasa memilih tempat yang aku mau. Ketika pesananku datang tiba-tiba saja ada orang yang mengagetkanku.
“Maaf! Bisa duduk di sini?” gadis itu berdiri sambil menunjuk kursi yang tepat berada di hadapanku.
“Oh iya silahkan, gue sendirian kok”
“Maaf ya, tempatnya penuh jadi ga ada pilihan lain”
“Iya ga masalah, gue Reno,” sapaku sambil menjulurkan tangan. Dengan menggigil wanita itu menyambut tanganku.
“Sekar..”
“Wow nama yang cukup Indonesia di zaman sekarang haha”
“Iya namaku Arimbi Sekar Ungu, jawa banget ya?”
“Hmm tapi jarang loh nama begitu, unik. Gue suka nama lo”
“Kamu Reno siapa?..”
“Oh Reno Sasongko, gua juga jawa namanya haha”
“Iya, aku mesen dulu ya?"
“Oh silahkan..” Sekar mengangkat tangannya, memanggil seorang pelayan.
“Kamu kuliah?”
“Iya udah pulang jadi gua kesini dulu, lu?”
“Iya sama tadi abis dari rumah temen eh keujanan hehe”
Perkenalan singkat itu berjalan dengan hangat meski hujan turun dengan deras diluar cafe itu. Ditengah adukan kopi hangat itu ada kehangatan tersirat yang dipancarkan oleh Sekar. Suara petir dikala hujan itu menandakan getaran-getara positif yang mengalir dengan deras disekujur tubuhku. Menemani obrolan kami, tak kalah suara, ataupun keluhan dari orang-orang yang sedang menunggu hujan siang itu.
Aku sekali lagi terbawa ironi, jatuh cinta dalam senyuman manis gadis bernama Indonesia ini. Apa ini kelinciku? Sejahat apa aku hingga membuat dia merana menjadi kelinciku? Apa tanganku sudah cukup tega mengotori sucinya perasaan Sekar? Apa ini tujuan hidupku? Inikah takdir yang harus aku alami? Melawan karma dengan mengorbankan perasaan insan yang lain? Jika ini sebuah takdir, jahat sekali tuhan menciptakan sebuah takdir hingga menyiksa batin gadis bernama Indonesia ini.
Mengenal lebih jauh tentang Sekar, kita terhanyut akan kelembutan yang dia sajikan. Tutur bahasa dan tingkah laku Sekar seakan mengingatkan kita tentang budaya keraton. Mulai dari cara dia memegang gelas, posisi gelas tersebut, bahkan menelannya pun dilakukan dengan sistematis olehnya. Sungguh manis perilaku gadis Jawa berkulit cerah ini.
Bermula dari sebuah kehangatan di toko kopi, kami pun mengenal semakin hangat. Kami bertukar pin BB saat itu. Setelahnya, kami berkomunikasi lewat sarana itu. Sekar adalah tipe gadis yang tidak ingin mengecewakan siapa pun yang mengenalnya. Sebisa mungkin dia akan membuat semua orang yang dia kenal bisa nyaman apabila berada di dekatnya. Ketika dia mengucapkan bahwa dia adalah ningrat, aku semakin yakin bahwa semua tutur bahasa dan tingkah lakunya berasal dari kebiasaan keluarganya. Dari nama kita mungkin sudah bisa tahu itu adalah nama yang jarang di pakai oleh keluarga biasa. Nama lengkap Sekar adalah Rr. Arimbi Sekar Ungu Mangoendigdojo. Sebuah nama yang sudah cukup jelas mengartikan bahwa orang tua Sekar tidak akan salah dalam memberi sebuah nama itu.
Nama mungkin bagi setiap orang bisa di anggap biasa atau bahkan istimewa. Orang-orang Jawa dalam hal ini mungkin keluarga Sekar, tidak akan memberikan nama secara percuma. Pepatah Jawa meyakini bahwa nama adalah sebuah filosofi yang harus diungkapkan tersirat melalui nama tersebut. Setiap pemberian kata pada nama anak Jawa akan dipikirkan secara matang-matang. Aku suka hal ini, karena masyarakat Jawa selalu mempertimbangkan baik buruknya sebelum melakukan atau memberikan sesuatu. Pelukis pun akan menentukan mana arah dan genre lukisan yang dia akan lukis. Salah dalam memberi sebuah aksen warna pada genre lukisannya akan membuat filosofi yang mungkin akan terbaca suram bagi yang menilainya.
Aku sekali lagi terbawa ironi, jatuh cinta dalam senyuman manis gadis bernama Indonesia ini. Apa ini kelinciku? Sejahat apa aku hingga membuat dia merana menjadi kelinciku? Apa tanganku sudah cukup tega mengotori sucinya perasaan Sekar? Apa ini tujuan hidupku? Inikah takdir yang harus aku alami? Melawan karma dengan mengorbankan perasaan insan yang lain? Jika ini sebuah takdir, jahat sekali tuhan menciptakan sebuah takdir hingga menyiksa batin gadis bernama Indonesia ini.
Mengenal lebih jauh tentang Sekar, kita terhanyut akan kelembutan yang dia sajikan. Tutur bahasa dan tingkah laku Sekar seakan mengingatkan kita tentang budaya keraton. Mulai dari cara dia memegang gelas, posisi gelas tersebut, bahkan menelannya pun dilakukan dengan sistematis olehnya. Sungguh manis perilaku gadis Jawa berkulit cerah ini.
Bermula dari sebuah kehangatan di toko kopi, kami pun mengenal semakin hangat. Kami bertukar pin BB saat itu. Setelahnya, kami berkomunikasi lewat sarana itu. Sekar adalah tipe gadis yang tidak ingin mengecewakan siapa pun yang mengenalnya. Sebisa mungkin dia akan membuat semua orang yang dia kenal bisa nyaman apabila berada di dekatnya. Ketika dia mengucapkan bahwa dia adalah ningrat, aku semakin yakin bahwa semua tutur bahasa dan tingkah lakunya berasal dari kebiasaan keluarganya. Dari nama kita mungkin sudah bisa tahu itu adalah nama yang jarang di pakai oleh keluarga biasa. Nama lengkap Sekar adalah Rr. Arimbi Sekar Ungu Mangoendigdojo. Sebuah nama yang sudah cukup jelas mengartikan bahwa orang tua Sekar tidak akan salah dalam memberi sebuah nama itu.
Nama mungkin bagi setiap orang bisa di anggap biasa atau bahkan istimewa. Orang-orang Jawa dalam hal ini mungkin keluarga Sekar, tidak akan memberikan nama secara percuma. Pepatah Jawa meyakini bahwa nama adalah sebuah filosofi yang harus diungkapkan tersirat melalui nama tersebut. Setiap pemberian kata pada nama anak Jawa akan dipikirkan secara matang-matang. Aku suka hal ini, karena masyarakat Jawa selalu mempertimbangkan baik buruknya sebelum melakukan atau memberikan sesuatu. Pelukis pun akan menentukan mana arah dan genre lukisan yang dia akan lukis. Salah dalam memberi sebuah aksen warna pada genre lukisannya akan membuat filosofi yang mungkin akan terbaca suram bagi yang menilainya.
***
Sekar adalah pelipur lara bagiku, atau mungkin bagi setiap orang yang mengenalnya. Senyum dan tawanya adalah ikhlas dan tidak ada paksaan yang berarti. Setiap sorot matanya menandakan keseriusannya dalam memandang orang yang diajak bicara. Telinganya seakan siap untuk mendengar siapa pun lawan bicaranya. Mulutnya tidak akan bicara apabila itu memang tidak pantas untuk dibicarakan.
Sebelum Sekar kujadikan menjadi kelinciku, aku harus memastikan bahwa aku benar-benar mencintai putri Jawa ini. Ini dimaksudkan jika memang nanti karma itu tidak berlaku lagi, maka aku tidak akan melupakan atau mencampakan hati bening gadis ini.
“Sekar, mungkin sudah banyak cowo yang ngomong gini ke elu, tapi gua saat ini serius”
“Kenapa Reno? Bukankah kamu selalu serius ya?”
“Iya sih, ini beda Sekar”
“Ada apa?”
“Singkat saja, gua suka sama lo”
“Ren? Ga main-main kan?”
“Iya, mau ga jadi pacar gue?”
“Kenapa kamu mau sama aku?”
“Ya gua cinta dengan tutur bahasa dan tingkah laku lo. Gua seakan tenggelam dalam alunan tembang dan kidung Jawa jika lo di samping gue. Gue ga liat lo siapa dan apa, tapi Arimbi Sekar Ungu dengan ikhlas aku meminta, maukah putri Jawa ini menjadi pacarku?”
“Apa sih kamu, jadi malu..”
“Malu pertanda mau loh”
“Kok gitu?”
“Iya hahaha, gimana?”
“Reno Sasongko, kamu tau kan birokrasi keluarga aku gimana? Aku Cuma ga mau mempersulit kamu”
“Engga akan, aku siap dengan cintaku Sekar”
“Iya kalau begitu, dengan pertimbangan yang cukup bulat. Aku mau”
Sekar! Sekar! Aku harap kamu bisa menjadi obat bagiku. Lepaskan aku dari karma ini. Akupun perlu bukti apa benar aku sudah terlepas dari karma atau belum. Untuk selanjutnya, hati ini beserta urat nadiku siap mengabdi pada cintamu Sekar.
Kami pun pacaran dan hubungan kami berlanjut seiring dengan berjalannya waktu di bumi ini. Sekar adalah sosok pacar yang berbeda dari sebelumnya. Sekar sangat bisa membawa suasana hati ini menjadi tenang ketika sang api mulai membakar amarah kita. Sekar bisa meredam suara bising kendaraan bermotor Ibukota yang mencemari telingaku. Pandangannya adalah sanubari yang hijau dan teduh untuk dinikmati. Pikirannya sejernih dan seluas nusantara yang kita hinggapi.
Aku sangat menyayangi Sekar. Bagaimana pun Sekar akan kujaga dan tak seorang pun kubiarkan boleh memberi luka pada hati atau tubuhnya. Secara jasmani dan rohani, aku sepenuhnya memberikan cinta yang tulus kepada putri Jawa ini. Walaupun aku tahu sangatlah sulit menjadikan dia sebagai pendamping hidup yang abadi nantinya, aku harus melewati sebuah perjalanan yang berliku untuk menjadi anggota keluarganya. Tapi itu nanti, sekarang yang pasti aku akan memperlakukan Sekar sebagaimana Raja memperlakukan sang Ratu. Karena Sekar, adalah hasil dari ramuan Jawa alami penghilang karmaku.
Hubungan kami seperti bunga di musim semi. Bermekaran dan menjamur di setiap kebun di taman. Warna-warna yang cerah memberikan aksen berbeda dari biasanya. Sekar menerima setiap perlakuan sayangku kepadanya. Kami saling menghormati dalam menjalin kasih ini. Karena aku juga tidak ingin menyakiti hati dari gadis pemilik nama Indonesia ini.
Kita menghabiskan waktu bersama di Delight Coffe. Sekar ternyata juga penyuka kopi. Aku memacari seorang kelinci yang tepat dalam hal ini. Aku tidak memberi tahu kepada Rina tentang Sekar. Biarkan dia nanti tahu kalau aku sudah memiliki Sekar. Aku akan memberikan surprise ketika karma ini berakhir 3 bulan ke depan.
Walau masih seumur jagung, kami menemukan cara yang istimewa dalam menjalin hubungan kami. Entahlah, semuanya terasa seperti Sekar sangat lihai sekali membuat orang nyaman apabila di dekatnya dan aku merasa yakin bahwa Sekar adalah pilihan yang tepat.
Dua bulan sudah kami berhubungan, aku sudah melupakan bahwa Sekar adalah kelinciku. Aku sudah menganggapnya sebagai pacar biasa. Belum banyak kenangan yang kita tulis, tetapi seiring dengan berjalannya waktu aku yakin bahwa Sekar akan menjadi sosok pendamping yang mendekati sempurna. Gadis indah ini dengan uraian rambut hitam ikalnya, menampilkan sosok elok yang tidak di miliki oleh Salsa atau yang lainnya. Kesederhanaan di balik kejayaan nama Sekar itulah yang membuatku semakin terpesona olehnya.
Tak terasa 2 minggu lagi penantian jawaban akan karma ini akan terjawab. Aku belum menemukan tanda-tanda bahwa hubungan kami akan sirna begitu saja. Sekar masih memberikan kasih sayang seorang gadis Jawanya terhadapku. Kami belum menemukan masalah yang berarti. Semoga saja ini bisa terlewati dalam 2 minggu ke depan sehingga karma ini terhapus dan Sekar akan menemani setiap pagi cerahku.
Kami pun pacaran dan hubungan kami berlanjut seiring dengan berjalannya waktu di bumi ini. Sekar adalah sosok pacar yang berbeda dari sebelumnya. Sekar sangat bisa membawa suasana hati ini menjadi tenang ketika sang api mulai membakar amarah kita. Sekar bisa meredam suara bising kendaraan bermotor Ibukota yang mencemari telingaku. Pandangannya adalah sanubari yang hijau dan teduh untuk dinikmati. Pikirannya sejernih dan seluas nusantara yang kita hinggapi.
Aku sangat menyayangi Sekar. Bagaimana pun Sekar akan kujaga dan tak seorang pun kubiarkan boleh memberi luka pada hati atau tubuhnya. Secara jasmani dan rohani, aku sepenuhnya memberikan cinta yang tulus kepada putri Jawa ini. Walaupun aku tahu sangatlah sulit menjadikan dia sebagai pendamping hidup yang abadi nantinya, aku harus melewati sebuah perjalanan yang berliku untuk menjadi anggota keluarganya. Tapi itu nanti, sekarang yang pasti aku akan memperlakukan Sekar sebagaimana Raja memperlakukan sang Ratu. Karena Sekar, adalah hasil dari ramuan Jawa alami penghilang karmaku.
Hubungan kami seperti bunga di musim semi. Bermekaran dan menjamur di setiap kebun di taman. Warna-warna yang cerah memberikan aksen berbeda dari biasanya. Sekar menerima setiap perlakuan sayangku kepadanya. Kami saling menghormati dalam menjalin kasih ini. Karena aku juga tidak ingin menyakiti hati dari gadis pemilik nama Indonesia ini.
Kita menghabiskan waktu bersama di Delight Coffe. Sekar ternyata juga penyuka kopi. Aku memacari seorang kelinci yang tepat dalam hal ini. Aku tidak memberi tahu kepada Rina tentang Sekar. Biarkan dia nanti tahu kalau aku sudah memiliki Sekar. Aku akan memberikan surprise ketika karma ini berakhir 3 bulan ke depan.
Walau masih seumur jagung, kami menemukan cara yang istimewa dalam menjalin hubungan kami. Entahlah, semuanya terasa seperti Sekar sangat lihai sekali membuat orang nyaman apabila di dekatnya dan aku merasa yakin bahwa Sekar adalah pilihan yang tepat.
Dua bulan sudah kami berhubungan, aku sudah melupakan bahwa Sekar adalah kelinciku. Aku sudah menganggapnya sebagai pacar biasa. Belum banyak kenangan yang kita tulis, tetapi seiring dengan berjalannya waktu aku yakin bahwa Sekar akan menjadi sosok pendamping yang mendekati sempurna. Gadis indah ini dengan uraian rambut hitam ikalnya, menampilkan sosok elok yang tidak di miliki oleh Salsa atau yang lainnya. Kesederhanaan di balik kejayaan nama Sekar itulah yang membuatku semakin terpesona olehnya.
Tak terasa 2 minggu lagi penantian jawaban akan karma ini akan terjawab. Aku belum menemukan tanda-tanda bahwa hubungan kami akan sirna begitu saja. Sekar masih memberikan kasih sayang seorang gadis Jawanya terhadapku. Kami belum menemukan masalah yang berarti. Semoga saja ini bisa terlewati dalam 2 minggu ke depan sehingga karma ini terhapus dan Sekar akan menemani setiap pagi cerahku.
0 Response to "Healing"
Posting Komentar